Calo Tiket Menjamur, Panpel PSM Makassar Janji Evaluasi

by -84 Views

RUBRIK. ID, PAREPARE– Skema penjualan tiket pertandingan BRI Liga 1 patut ditata ulang. Khususnya untuk tiket pertandingan kandang PSM Makassar.

Mengingat, antusias masyarakat sangat besar. Mereka berbondong-bondong datang ke Stadion Gelora BJ Habibie (GBH) Parepare untuk memberikan dukungan kepada tim kebanggaannya.

Animo ini hampir terjadi di setial laga kandang PSM. Belasan ribu suporter rela berkunjung ke kota kelahiran BJ Habibie untuk mendukung PSM Makassar. Sayangnya, rasa kecewa juga kerap mewarnai perjuangan mereka.

Calo tiket menjadi biang keladinya. Beberapa masyarakat kecewa karena tiket yang mereka beli justru tidak bisa digunakan. Seri barcodenya sudah digunakan orang lain, karena tiket sudah digandakan.

Kejadian ini sempat dialami Fiki Juniansyah. Pemuda asal Parepare yang menjadi korban. Dia membeli tiket dari oknum calo. Kasus itu terbongkar dan langsung ditangani Polres Parepare.

”Kode barcode-nya sama semua. Kan di tiket itu ada semua kode barcode-nya. Saya beli tiga untuk tribune terbuka selatan, Rp55 ribu satu tiket. Kebetulan ada polisi, jadi saya tanya asli atau tidak. Polisi bilang palsu,” ujarnya.

Kasat Reskrim Polres Parepare, AKP Deki Marizaldi mengkonfirmasi, pelaku mendapatkan tiket tersebut dari seseorang yang diduga sebagai ASN Kementerian Perhubungan.

”Sudah kami amankan semua untuk diambil keterangan. Dalangnya ini oknum ASN, dia tinggal di Parepare. Dia beli empat tiket terus digandakan menjadi 40. Itu diberikan kepada pelaku di lapangan dengan iming-iming imbalan persenan,” jelasnya.

Oknum calo tiket juga sempat diamankan lagi oleh Polres Parepare saat PSM menjamu Persib Bandung. Semua tindakan tersebut mampu diatasi oleh pihak keamanan.

Sayangnya, proses antisipasi tidak dilakukan dengan baik oleh manajemen. Polres hanya mengamankan pelaku yang kedapatan saja. Tetapi kontrol pada penjualan di situs online, berada di luar kendali mereka.

Pihak rekanan, Kiostix, juga sama. Mereka hanya menyediakan wadah penjualan online seperti yang diinginkan manajemen. Harga, jumlah dan sebagainya menjadi kewenangan manajemen.

Hal itu ditegaskan oleh Operation Kiostix, Tauviq Imam. Dia mengatakan, pihaknya tidak punya kewenangan kontrol penjualan tiket di luar situs. Pihaknya hanya penyedia outlet online saja.

”Penjualan yang kami lakukan hanya via online. Bisa diakses di website kami, di sana sudah tersedia. Kalau di luar itu tentu bukan tanggung jawab kami lagi mas,” ujarnya dikutip dari fajar.co.id.

Lebih lanjut dia mengatakan, tiket mulai dijual sesuai dengan permintaan manajemen. ”Kami kan cuma menerima saja berapa jumlah yang diusulkan sama panpel, harga juga begitu. Kalau bentuk kerjasamanya, kami ini cuma wahana distribusi saja,” jelasnya.

Sebelumnya, koordinator tiket PSM Makassar, Dg Djarre menegaskan, calon penonton dianjurkan untuk membeli tiket secara langsung di akun resmi Kiostix. Jika tidak, maka ada risiko yang harus ditanggung sendiri.

”Kami berharap penonton beli di situs resmi. Karena kalau lewat calo, risikonya di luar tanggung jawab kami. Seperti kejadian penggandaan tiket, harus hati-hati. Karena sekalipun beli tetapi nomor barcode-nya sudah terpakai, maka itu dianggap hangus,” jelasnya.

Panpel sendiri sebenarnya sudah tahu hal ini. Banyak calo yang berbondong-bondong membeli tiket dalam jumlah banyak, kemudian menjualnya kembali secara offline dengan harga lebih tinggi.

”Sekarang calo sudah pintar. Dia bikin banyak akun pakai banyak email, jadi bisa beli tuket lebih dari dua terus dijual lagi. Harganya dinaikkan. Kami susah kontrol itu,” jelasnya.

Dengan begitu, Djarre berharap masyarakat bisa teredukasi dari kejadian ini. Sebab, tindakan kriminal terhadap penggandaan tiket memang marak terjadi. Selain itu, dia juga berharap sistem keamanan bisa diperketat. Khususnya dalam hal pencegahan penggandaan tiket.

”Kami harap masyarakat teredukasi dengan kejadian ini. Semoga lebih berhati-hati lagi. Kami juga tentu akan banyak berusaha untuk meningkatkan sistem keamanan. Karena ini agak sulit, memang sistemnya online tetapi masih ada kekurangan,” harapnya.

* Diwarnai Aksi Protes

Tidak hanya penonton biasa, masifnya tindakan calo ini meresahkan sejumlah kelompok suporter. Mereka mengeluhkan stok tiket yang terlalu cepat ludes. Akibatnya, mereka kadang kehabisan tiket dan harus membeli dengan harga tinggi kepada calo.

Kondisi ini sebenarnya terpampang sangat jelas. Sebab, dua atau satu hari sebelum kick off berlangsung, banyak oknum yang menawarkan tiket secara terbuka kepada masyarakat dengan harga tinggi.

Metode penawarannya juga beda-beda, ada yang lewat whatsapp story, instagram story, maupun menawarkan langsung. Fenomena ini hampir dianggap lumrah di Kota Parepare.

Tindakan ini bahkan tidak jarang dijadikan sebagai ladang pencaharian baru. Ini juga yang diduga menjadi biang persoalan munculnya aksi protes dari kalangan suporter.

Sebelum laga PSM kontra Persib Bandung pada Senin, 29 Agustus lalu, suporter berbondong-bondong melakukan gerakan protes lewat instagram story, dengan ancaman ”one gol one flare”.

Beruntungnya hal itu cepat diselesaikan manajemen PSM. Panitia pelaksana memberikan distribusi khusus kepada semua kelompok suporter dengan nominal dibawah harga normal. Aksi protes pun berhenti.

Tetapi persoalan tidak selesai di situ. Pada saat PSM dan Persib berlaga, ada oknum yang menyalakan bom asap. Ini menyulut amarah manajemen PSM. Sebab, mereka terancam denda dari komisi disiplin PSSI.

Direktur Utama PT PSM Makassar, Munafri Arifuddin menyayangkan hal ini. Menurutnya, hal-hal seperti itu tidak perlu dilakukan. Karena dampaknya akan buruk kepada klub.

”Meskipun hanya sekilas, tetapi itu pengecut menurut saya. Kalau tidak setuju dengan keputusan manajemen ya sudah, tapi jangan bikin hal yang merugikan kita semua,” ujarnya.

Dia juga menyatakan bakal mengambil langkah tegas jika kedepannya masih ada hal serupa yang terjadi. ”Ini perlu jadi perhatian. Kalau nanti ada lagi yang bakar flare dan sejenisnya, mohon maaf, kami akan ambil tindakan tegas,” lanjutnya.

Appi juga menegaskan, tindakan oknum tersebut tidak mencerminkan dukungan yang baik kepada klub. Bahkan hanya terkesan sok jagoan saja. Sebab, atensi soal flare juga sudah lama dilarang dan hal itu disampaikan dengan jelas kepada semua masyarakat.

”Kalau mau nonton ya nonton saja yang enak. Ngapain bakar-bakar flare, mau dibilang? Orang setengah mati berjuang cari kemenangan, memberikan tontonan yang menarik, terus kamu datang bakar flare, apa-apan. Kan sudah lama dikasih tahu, di mana-mana ada pengumuman soal flare,” tutupnya.

Berdasarkan keterangan kepolisian, pelaku bukan bagian dari kelompok suporter. Dia hanya penonton dari luar daerah yang kebetulan berada di tribune yang sama dengan suporter. Pelaku pun langsung diamankan dan dimintai keterangan.

”Dia bukan anggota suporter. Ngakunya sih bom asap menyala di bawahnya terus diambil untuk dibuang. Dia dari luar daerah,” ujar Kabag Ops Polres Parepare, AKP Burhanuddin.

Dengan begitu, skema, penjualan tiket memang patut ditata lebih rapi. Agar banyak pihak yang bisa diuntungkan tanpa harus ada yang dirugikan .

(rubrik1)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

No More Posts Available.

No more pages to load.